Home Berita 60 Guru di Pidie Ikuti Workshop Coding Tangible di Sekolah Sukma Bangsa Pidie

60 Guru di Pidie Ikuti Workshop Coding Tangible di Sekolah Sukma Bangsa Pidie

by admin

Pidie, 12 Februari 2025 – Sebanyak 60 guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Pidie berpartisipasi dalam workshop Coding Tangible yang diselenggarakan di Sekolah Sukma Bangsa Pidie.

Workshop ini bertujuan untuk membekali para pendidik dengan keterampilan dalam mengintegrasikan teknologi dan pemrograman ke dalam proses pembelajaran, membuka peluang baru bagi inovasi di dunia pendidikan sekaligus memperkaya pengalaman belajar siswa di era digital.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Open House Casablanca, ajang tahunan bergengsi yang mempertemukan siswa dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA, serta komunitas pendidikan untuk berkompetisi dalam bidang olahraga, akademik, dan seni. Lebih dari sekadar ajang perlombaan, Open House Casablanca menjadi wadah inspiratif yang mempererat kolaborasi antarpendidik dan mendorong lahirnya ide-ide kreatif melalui berbagai workshop, termasuk pengembangan profesional bagi guru, demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Pidie.

Acara ini berlangsung dari jam 9 sampai 13.00 dengan beragam kegiatan, mulai dari pengenalan coding sampai demo project SMA yang terinspirasi dari Tangible Coding. Acara yang seru ini dibuka oleh bapak Heryadi, S.Ag., M.Pd.,  kepala bidang pembinaan ketenagaan GTK dari Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Pidie.

Dalam sambutannya pak Heryadi mengatakan Sukma Bangsa Pidie merupakan partner Dinas Pendidikan dalam berbagai kegiatan pengembangan kapasitas guru di kabupaten, Sukma Bangsa bahkan melampaui apa yang dilakukan oleh dinas termasuk mengajarkan Coding untuk guru.

Anak SMA mempresentasi projek Matematika, anak kelas 12 menamai game yang mereka buat Jurassic Chess, untuk melangkah memakai  dadu dan alat bantu kartu dengan tujuan melarikan diri dari kejaran gorila. Nama ini diberikan karena permainan ini identik dengan hewan buas dan catur yang teridentifikasi dari pola hitam putih. Dengan permainan ini kami mengharapkan anak-anak agar bisa menyelesaikan problematika yang akan menimpanya.

Permainan ini melibatkan dua pemain, satu berperan sebagai pemain dan lainnya sebagai gorila. Di awal permainan, pemain mendapat tiga kesempatan melempar dadu untuk memperoleh dua angka yang sama agar bisa mulai bergerak. Jika ketiga kesempatan habis tanpa hasil, giliran berpindah ke gorila yang baru mulai bergerak setelahnya.

Permainan ini semakin menarik dengan kehadiran kartu skill yang diperoleh saat pemain menginjak kotak berlogo Poke Ball. Kartu ini diberikan secara acak, menghadirkan keuntungan atau tantangan tambahan yang membuat jalannya permainan tidak terduga dan penuh strategi.

Selain memfasilitasi kegiatan siswa, guru juga bertugas menyusun dan mempresentasikan Rencana Pembelajaran yang mengintegrasikan coding dalam proses belajar mengajar di sekolah sepulang dari pelatihan. Langkah ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi perkembangan teknologi di masa depan.

Herlisa, pemateri utama pelatihan, menegaskan bahwa Computational Thinking sebenarnya sering kita terapkan dalam keseharian tanpa disadari. Ia menguraikan empat konsep kunci: Decomposition (memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil), Pattern Recognition (mengenali pola), Abstraction (memilah elemen penting), dan Algorithm (mengolah data menjadi informasi bermanfaat).

Koordinator kegiatan Izzatul Ummi, berharap Semoga kegiatan ini berkelanjutan dan memberi dampak positif bagi pendidik di Kabupaten Pidie khususnya dan Aceh umumnya, Sukma Bangsa Pidie siap membuka ruang bagi komunitas belajar untuk berbagi bagi seluruh sekolah sahabat untuk menyiapkan pendidikan yang bermakna  dan kekinian,  supaya pendidikan bisa memberi solusi untuk menghadapi dunia nyata dan tantangan global.

You may also like

Leave a Comment

mampirklik