Oleh: Noer Asiyah, S.Pd
Puisi salah satu materi penting yang selalu ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, baik di level SD, SMP, maupun SMA. Mendengar kata puisi berarti tidak lepas dari kata menulis. Menulis puisi adalah hal yang sangat sulit dilakukan, dibandingkan dengan menulis teks sastra lainnya.
Menurut Waluyo (dalam Dani 2013:9) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Dari pengertian ini, kita dapat menarik kesimpulan puisi adalah kata-kata yang indah dan kaya akan makna. Bagi orang dewasa puisi sangat sulit untuk dilakukan. Apa jadinya menulis puisi dilakukan oleh siswa kelas dua SD?
Sebagai guru Bahasa Indonesia kelas dua SD, materi puisi ini harus diajarkan. Hal ini bertujuan agar imajinasi, penalaran, dan kreativitas siswa dapat tersalurkan dalam kegiatan menulis puisi. Selain itu, siswa juga dapat mengungkapkan ide, pikiran, serta perasaanya dalam puisi. Siswa kelas dua SD sama sekali tidak tahu puisi itu bentuknya seperti apa. Hal ini merupakan PR besar bagi guru sebelum memulai materi.
Puisi terbagi menjadi dua unsur, yaitu unsur batin dan unsur fisik. Unsur batin puisi terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Unsur fisik puisi meliputi lima unsur, yaitu gaya bahasa, diksi, citraan, rima, serta bait dan baris.
Memulai pelajaran puisi untuk siswa kelas dua, guru tidak memperkenalkan kepada siswa semua unsur-unsur tersebut. Hanya dua unsur penting yang diperkenalkan kepada siswa. Unsur itu adalah tema, bait, dan baris. Guru lebih banyak memperkenalkan siswa bentuk utuh dari puisi. Contoh-contoh puisi sederhana dengan tema-tema yang berbeda. Siswa membaca puisi-puisi tersebut dan memahami kata-kata yang terangkai dalam puisi adalah kata-kata yang indah.
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan tema atau judul. Tema atau judul yang dipilih harus yang berdekatan dengan keseharian siswa seperti tentang sekolah, guru, atau ungkapan terimakasih kepada orang tua. Sebagai awal pembelajaran menulis puisi, tema yang ditulis siswa adalah “teman dekatmu”. Siswa sangat senang dan semangat ketika mendengar tema yang saya sebutkan karena setiap siswa pasti punya teman terdekatnya di kelas.
Selain tema yang dekat dengan keseharian siswa, guru juga bisa memberikan tema tentang keindahan alam, bencana alam, atau tentang hujan.
Setelah menentukan tema, guru dapat membimbing siswa untuk menentukan kata kunci. Teknik kata kunci ini dapat memudahkan siswa untuk merangkai kata-kata dalam puisinya.
Hal ini dilakukan supaya puisi yang ditulis siswa lebih terarah. Kata kunci harus berkaitan dengan tema yang ditentukan. Misalnya, guru menentukan tema tentang teman dekatku. Kata kunci yang dapat bisa berupa baik, cantik, senang berbagi, rajin, atau kuat. Untuk di tahap awal guru dapat menuliskan lima kata kunci saja. Dari kata kunci tersebut, siswa dapat mengembangkannya menjadi sebuah puisi dengan cara menggabungkannya dengan kata-kata lain yang berkaitan.
Sebelum menulis puisi, guru menginstruksikan siswa membayangkan suasana puisi yang akan dibangun. Misalnya, tema puisinya adalah ungkapan terima kasih kepada orang tua. Siswa membayangkan apa yang sudah dilakukan orang tua untuk mereka. Biasanya siswa sangat semangat menulis puisi tentang orang tua karena mereka adalah orang terdekat dengan siswa.
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah menulis. Siswa dibebaskan menggunakan kata apapun untuk menyusun dan mengembangkan puisi menjadi bait-bait yang indah.
Puisi bukanlah sebuah teks yang berbentuk paragraf. Puisi haruslah ringkas, padat, dan indah. Pada tahap ini, guru tidak menuntut siswa untuk menulis puisi yang sempurna dan harus sesuai dengan unsur-unsur puisi. Namun, guru menjelaskan kepada siswa puisi harus dibuat dalam bentuk bait dan baris serta mengunakan kata-kata yang indah.
Bait dan baris merupakan hal baru bagi siswa kelas dua. Namun, dengan latihan menulis yang intensif, siswa sudah mampu menulis puisi yang sesuai.
Siswa tidak cukup menulis puisi hanya satu kali. Perlu latihan yang intensif untuk membuat siswa berdekatan dan kenal dengan puisi.
Namun, ada hal yang sangat menakjubkan ketika pembelajaran ini berlangsung. Awalnya, guru ragu siswa mampu menulis puisi karena mereka sering mengeluh tentang sulitnya materi ini.
Di pertengahan pelajaran, siswa ternyata sangat antusias karena hal ini merupakan pengalaman baru untuk mereka. Mereka berkenalan dengan puisi, membaca, dan memahaminya. Ketika siswa menulis puisi banyak sekali kejutan kata-kata yang ditulis siswa. Guru tidak pernah menjelaskan kepada siswa tentang diksi yang indah, harus ada amanat dalam puisi, atau menggunakan gaya bahasa.
Seorang siswa menuliskan puisi untuk teman terdekatnya dengan judul “Si Ahli Taekwondo”. Temannya merupakan siswa taekwondo yang berbakat dan ia kagum dengan teman tersebut. Puisi tersebut menggunakan gaya bahasa simile yang menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan. Baris puisi yang ditulis adalah /larinya cepat bagaikan kilat/ dan /pukulannya kuat menembus awan/.
Pengalaman lainnya adalah ketika guru menceritakan kepada siswa tentang bencana tsunami. Ada seorang siswa menulis puisi yang sangat menarik. Selain bercerita, guru juga memutarkan video singkat tentang bencana tersebut.
Tujuan guru menceritakan dan memutar video tentang tsunami adalah agar suasana puisi terbangun dan siswa tahu bagaimana bencana alam tersebut. Tak disangka, siswa ini mampu menulis puisi dengan mengungkapkan tsunami itu /seperti bapak laut yang marah/.
Seorang siswi lainnya juga menuliskan amanat untuk puisi yang bertemakan hujan dengan /aku bersyukur karena hujan merupakan rahmat Allah/. Ada juga yang menulis betapa senangnya ia dilahirkan oleh seorang ibu yang pandai memasak.
Guru tidak pernah menjelaskan atau menginstruksikan siswa menulis puisi dengan amanat di dalamnya. Namun, tanpa sadar siswa sudah menitipkan sebuah amanat dalam puisinya.
Ledakan diksi puisi siswa kelas dua ini membuat guru terkagum-kagum akan kemampuan mereka. Di sini guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Siswa yang menulis, guru hanya membimbingnya. Perasaan ragu yang guru rasakan di awal pembelajaran berubah menjadi perasaan optimis, di mana suatu saat salah satu dari siswa kita akan menjadi penyair yang hebat.[]
)* Penulis adalah guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe.
Artikel ini telah tayang di aceHTrend dengan judul: Menyelami Kreativitas Menulis Puisi Siswa Kelas 2 SD, https://www.acehtrend.com/news/menyelami-kreativitas-menulis-puisi-siswa-kelas-2-sd/index.html