Home Opini Guru Generasi Lemah Karakter: Peran Orang Tua dan Lingkungan

Generasi Lemah Karakter: Peran Orang Tua dan Lingkungan

by admin

Oleh: Dewi Rahmayanti, S.Pd.I

Di era modern ini, kita sering mendengar istilah “generasi lemah karakter” dimana istilah ini mengarah pada generasi muda yang memiliki karakter yang lemah, tidak tangguh, dan tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup. Namun, benarkah generasi muda saat ini cenderung memiliki karakter yang lemah?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang generasi lemah karakter, kita perlu memahami apa itu karakter. Karakter merupakan pantulan sifat, nilai, dan perilaku yang membuat seseorang menjadi dirinya sendiri. Karakter yang kuat memiliki ciri-ciri seperti integritas, disiplin, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan.

Penyebab Generasi Lemah Karakter

Generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks, seperti masalah kesehatan mental, ketergantungan dengan teknologi, krisis kepercayaan dan kemandirian, serta berbagai hal lainnya. Tantangan-tantangan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan karakter mereka.

Hal yang melatarbelakangi ini adalah minimnya perhatian orang tua pada pendidikan karakter anak, kurangnya pengawasan dan pendampingan, tekanan dari berbagai arah, serta paparan media sosial yang kurang sehat.

Tentu sebagai orang tua, kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang kuat, tangguh, dan memiliki karakter yang baik. Namun, terkadang kita lengah dan sering kali dihadapkan pada situasi dimana anak-anak kita menunjukkan tanda-tanda lemah karakter sehingga kurang mampu menghadapi tantangan.

Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan generasi muda memiliki karakter yang lemah, diantaranya:

Pengaruh Media Sosial 

Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-sehari semua kalangan. Namun, tidak dapat dielakkan bahwa pengaruh media sosial juga dapat membuat generasi muda menjadi terlalu bergantung pada likes, komentar, dan follower. Karena ketergantungan ini, akhirnya kemampuan untuk berinteraksi secara langsung dan memiliki hubungan yang lebih dalam dengan lingkungan sekitar jadi sangat terkikis.

Terkadang mereka sampai mencoba berbagai hal yang bertentangan dengan norma sosial hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain yang tidak mereka kenal. Pada kasus yang lebih serius, generasi muda juga kehilangan kemampuan berempati terhadap orang lain.

Ketergantungan dengan Teknologi

Kondisi ini dialami ketika seseorang terlalu bergantung dan cenderung tidak bisa menghadapi harinya tanpa teknologi. Ketergantungan ini, bagi generasi muda khususnya, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik mereka. Tidak hanya itu, kemampuan untuk berfikir kritis dan kreatif juga berkurang.

Sebagai contoh yang sering kita lihat adalah ketika siswa diberikan tugas untuk berkreasi misalnya. Siswa cenderung kesulitan menemukan ide-ide kreatif karena sudah seringnya terpapar dan dimudahkan oleh teknologi. Jadi, ketika tiba waktunya penggunaan teknologi dibatasi, mereka akan sangat kesulitan.

Kurangnya Disiplin dan Tanggung Jawab

Pernah suatu ketika, ada sebuah video menarik yang tanpa sengaja lewat di beranda media sosial. Dalam video tersebut, seorang bapak menyatakan bahwa saat ini kita sedang membangun generasi lemah karakter. Hal ini disebabkan karena kita terlalu terlibat dalam semua urusan mereka.

Ketika kita terlalu memfasilitasi semua kesulitan mereka, itu hanya menandakan bahwa kita sedang mengangkat dan menjaga harga diri kita sebagai orang tua.

Tanpa sadar, kita sedang mencuri kesempatan mereka mengangkat dan menjaga harga diri mereka. Kita ingin generasi tumbuh dengan mental tangguh dengan membiasakan memberikan semua solusi atas masalah yang mereka hadapi.

Sebagai contoh, ketika siswa lupa membawa buku, atau alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran, mereka akan menghubungi dan meminta orang tua untuk membawakannya.

Sebagai orang tua, kita membantu mengantarkannya ke sekolah. Kebiasaan inilah yang justru mengikis kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, karena jika mereka melupakan sesuatu atau menghadapi suatu masalah, akan selalu ada orang dewasa yang menolong mereka.

Ketika anak merasa bosan, harusnya orang tua meminta anak memikirkan cara untuk mengatasi kebosanannya agar mereka pun terbiasa mencari solusi atas perasaan apapun yang mereka rasakan sehingga harapannya anak-anak bisa lebih tanggung jawab terhadap masalahnya sendiri dan lebih disiplin. Namun, yang terjadi adalah generasi muda saat ini tidak memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab yang cukup.

Kebiasaan-kebiasaan kita sebagai orang tua tadi mungkin menjadi salah satu faktor pemicunya. Di samping itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya disiplin dan tanggung jawab pada diri anak.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan generasi muda yang lemah karakter? Upaya apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua atau lingkungan?

Peran orang tua

Orang tua memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda. Mereka adalah contoh figur yang segala kebiasaannya akan dicontoh. Mereka adalah model yang dilihat dalam keseharian anak-anak dan belajar dari apa yang mereka lakukan.

Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan perilaku dan kebiasaan yang baik dan sesuai dengan norma-norma sosial. Orang tua bisa mencoba beberapa strategi yang serius dan berkelanjutan sehingga karakter generasi muda bisa berkembang optimal.

Membangun hubungan yang baik dengan anak merupakan strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua. Dengan cara menghabiskan waktu bersama, menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi, dan memberikan dukungan atas hal positif yang digemari oleh anak adalah bentuk membangun hubungan yang baik dengan anak.

Selain itu, orang tua juga harus menetapkan ekspektasi yang jelas pada anak. Tentukan aturan dan batasan yang wajar untuk perilaku serta konsisten dalam menerapkannya. Orang tua juga bisa membiasakan anak-anak agar memiliki kontrak perilaku yang jelas, sehingga mereka sadar bahwa akan selalu ada konsekuensi atas apapun yang mereka lakukan.

Disamping itu, berikan anak-anak tanggung jawab dan dorong mereka untuk mewujudkannya. Melibatkan mereka dalam hal-hal kecil di rumah merupakan salah satu bentuk melatih tanggung jawab anak. Sekecil apapun usaha baik yang ditunjukkan oleh anak, berilah penguatan positif berupa pujian agar kepercayaan diri anak tumbuh dengan baik.

Peran Lingkungan

Lingkungan sosial tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang. Karenanya, lingkungan memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong perkembangan karakter generasi muda.

Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh generasi muda. Lingkungan harus bersinergi sedemikian rupa sehingga dapat membantu pembentukan karakter dengan maksimal.

Menyediakan kesempatan untuk mengembangkan karakter salah satunya bisa diawali dari lingkungan, diantaranya dengan menyediakan wadah untuk generasi muda menyalurkan bakat dan minatnya, seperti kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sosial, kegiatan amal dan lainnya bisa dijalankan untuk mendukung tumbuhnya karakter baik pada generasi muda. Selain itu, lingkungan juga harus memberikan dorongan berupa representasi media yang lebih positif yang dapat mempromosikan nilai-nilai dan karakter yang baik.

Melibatkan generasi muda dalam proyek layanan masyarakat juga sangat baik dalam membantu tumbuhnya budaya empati dan tanggung jawab sosial. Hal ini juga dapat membantu generasi muda agar memiliki sikap percaya diri dan tanggung jawab.

Generasi muda saat ini memerlukan bimbingan dan dukungan dari orang tua dan lingkungan untuk dapat membentuk karakter yang kuat. Orang tua dan lingkungan memikul tanggung jawab yang sama agar generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang kuat, bermanfaat serta menjadi contoh yang baik bagi generasi lainnya.

)* Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMP Sukma Bangsa Bireuen.

You may also like

Leave a Comment

mampirklik