Oleh Harif Fadhillah,S.T.
Sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami penurunan akibat adanya pandemi covid-19. Kegiatan pembelajaran dialihkan menjadi pembelajaran daring demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Begitu juga dengan masyarakat Indonesia yang belum terbiasa dengan pembelajaran daring ini, sehingga mengalami banyak kesulitan seperti sulitnya sinyal internet di daerah, kurangnya pemahaman orang tua terkait materi pembelajaran, tidak mempunyai smartphone dan masih banyak lagi.
Pembelajaran daring tentunya hanya mengedepankan kognitif siswa dengan memberikan penugasan, sedangkan afektif dan psikomotor siswa kurang berkembang karena dalam pembelajaran hanya antar guru dan siswa melalui aplikasi, tidak ada interaksi antara sesama siswa seperti saat pembelajaran luring. Kondisi seperti ini bukanlah untuk diratapi, akan tetapi justru menjadi tantangan bagi siapa pun yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk berkreasi dan berinovasi agar tetap dapat memberikan layanan pendidikan terbaik kepada generasi muda penerus bangsa.
Kemampuan seorang guru untuk memanfaatkan media belajar dan mendesain pembelajaran menjadi faktor penting guna menciptakan kenyamanan anak dalam belajar. Sebab itu, seorang guru harus terus belajar, berkreasi dan inovatif, serta mengikuti trend perkembangan zaman dibidangpendidikan .
Terlebih dengan kondisi new normal seperti sekarang ini, seorang guru dapat mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan beragam aplikasi yang sudah booming di saat pandemi untuk memulai pembelajaran baru dan system baruseperti pembelajaran berbasis blended learning, membuatvideo pembelajaran yang mudah dipahami dan lain sebagainya.
Beragam aplikasi untuk pembelajaran daring yang sudah tersedia di internet seperti Zoom, Ruangguru.com, Zenius, Google platform, Quizziz dan lain sebagainya harusnya tetap digunakan untuk menjadikan proses pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif di era digital.
Kreatif dan inovatif bukanlah bawaan sejak lahir, akantetapi sesuatu yang dapat dilahirkan. Bagaimana untuk menjadi guru kreatif dan inovatif di era digital? Pertama sekali, guru harus selalu siap untuk terus belajar, karena saatini tentunya anak-anak jauh lebih pandai dalam halpenggunaan IT (information technology). Namun, guru haruslebih kreatif dan inovatif dalam menanggapi perkembangan zaman dan pemanfaatan teknologi. Guru harus tetap terus belajar dan siap update keilmuan. IT termasuk salah satu hal yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan pembelajaran di era digitalisasi, sehingga menjadi suatu keniscayaan untuk terampil menggunakannya.
Selanjutnya guru harus berani keluar dari zona nyaman. Jika selama ini seorang guru mengganggap bahwa tanpamelakukan inovasi dan kreativitas, pembelajaran tetap dapat berjalan. Jika seorang guru terus berfikir demikian, maka proses pembelajaran akan membosankan dan siswa tidaktertarik untuk mengikutinya.
Kemudian guru harus bisa membangun learning community (komunitas belajar). Learning community disebutkan sebagai sebuah komunitas yang memiliki motivasiuntuk belajar dan berkolaborasi meningkatkan kompetensi diri. Melalui learning community, guru dapat membangun potensi diri dengan memanfaatkan kreativitasnya. Setiap orang dapat menjadi kreatif, semua kembali kepada niat dan kemauan diri kita masing-masing.
Learning Management System (LMS) Sebagai Basis Pendidikan di Era Digital
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru untukmengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan metode Learning Management System (LMS). Secara umum, pengertian Learning management system (LMS) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membuat, mendistribusikan, dan mengatur penyampaiankonten pembelajaran. Sistem ini dapat membantu para guru untuk merencanakan dan mengelola bahan pembelajaran, mengelola aktivitas belajar para siswa, mengelola nilai, merekapitulasi absensi para siswa, menampilkan transkrip nilai, dan mengelola tampilan e-learning.
E-learning adalah metode pembelajaran berbasiselektronik. Waller dan Wilson (2001) menegaskan bahwa e-learning adalah sudah ada dan digunakan sejak tahun 1970-an. Istilah lain dari e-learning adalah “on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning.”
E-learning merupakan model pembelajaran yang sering diterapkan di era digital, model pembelajaran menggunakan perangkat digital yang pada dasarnya dapat dilakukan secaralive ataupun realtime. Dalam hal ini siswa akan mendapatkan akses penuh terhadap materi serta penjelasan guru melaluiaplikasi berbasis e-learning. Bila dibandingkan denganpembelajaran secara konvensional, e-learning memiliki tujuanpembelajaran yang sangat berbeda, seperti : kemandirian belajar, penyelesaian masalah, dan juga memperluas referensi siswa dalam belajar.
Karena aplikasi LMS (e-learning) berbasis digital, selainmemudahkan para guru dalam merencanakan proses belajarsecara online, LMS juga memudahkan siswa untuk mengakses konten pembelajaran secara realtime. Salah satu platform LMS berlisensi yang dapat dicoba yaitu E-Learning Moodle.
Moodle adalah kepanjangan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment merupakan software e-learning berbasis digital yang dapat digunakanuntuk keperluan belajar mengajar dengan prinsip social construction pedagogy.
Moodle merupakan sebuah platform pembelajaran yang dirancang untuk menyediakan pendidik, pelajar, dan administrator dengan satu sistem yang aman, dan terintegrasi. Seperti halnya Google Classroom, Moodle juga menyediakan ruang kelas digital bagi siswa untuk mengakses materi atausegala hal yang berhubungan dengan pembelajaran.
Di Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Platform LMS yang sudah digunakan yaitu Moodle, dan Aplikasi Ujian Berbasis Computer Bases Test (CBT). Mengusung pembelajaranberbasis e-learning, siswa di Sekolah Sukma Bangsa Pidie dapat mengikuti pembelajaran dan melaksanakan ujian secara paperless dan juga menggunakan aplikasi e-learing lainnya seperti Google Classroom, Quizziz, Moodle dan lain sebagainya.
*) Kepala Pusdatin Sekolah Sukma Bangsa Pidie
Artikel ini telah tayang di AcehTrend dengan judul: Belajar Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif di Era Digital